Tuesday, May 24, 2016

Sikap Tengah Ahlus Sunnah

Sikap Tengah Ahlus Sunnah Ahlus Sunnah berjalan lurus di antara dua kesesatan tadi. Mereka tidak bersikap tafrith terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya. Mereka mengamalkan yang wajib- wajib dan berusaha menambah dengan yang mandub (jika dikerjakan dapat pahala dan jika ditinggalkan tidak apa-apa, pent.).

Mereka meninggalkan yang haram dan berusaha mengurangi yang makruh-makruh. Kalau mereka berdosa dengan melanggar yang wajib atau mengerjakan yang haram, mereka cepat bertaubat dan tidak mencari dalil untuk membenarkan perbuatannya. Mereka mengamalkan ilmu yang mereka dapatkan dari Allah dan Rasul-Nya dengan ikhlas dalam mencari keridlaan-Nya.

Di sisi lain, mereka tidak bersikap ifrath dalam beramal. Mereka tidak berani mengharamkan yang makruh apalagi yang halal. Tidak berani pula mewajibkan yang mandub apalagi yang haram. Mereka mengucapkan persis seperti apa yang mereka dapatkan dari ilmu (hujjah/dalil). Jadi kalau ada kekeliruan pada mereka dalam masalah ini, ingatkanlah dengan hujjah dari Al Qur'an dan As Sunnah yang shahihah!
Niscaya mereka akan segera rujuk kepadanya dan meninggalkan kesalahannya. Mereka tidak berani menambah-nambah satu bentuk ibadah kecuali jika mendapatkan perintah. Mereka memegang kuat ucapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :

"Siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada atasnya perintahku maka dia tertolak."

Inilah Ahlus Sunnah, syiar mereka ialah berilmu dan beramal, tidak seperti yahudi yang berilmu tanpa amal dan tidak seperti nashrani yang beramal tanpa ilmu. Wallahu
A'lam.

Maraji'
1. Badzlul Majhud oleh Syaikh Abdullah Al Jumaili.
2. Fathul Bari Syarh Shahihul Bukhari oleh Ibnu Hajar.
3. Fathul Majid Syarh Kitabut Tauhid oleh Syaikh
Abdurrahman Ali Syaikh.
4. Iqtidha Shirathil Mustaqim oleh Ibnu Taimiyyah.
5. Shahih Muslim dengan Syarh Imam Nawawi.
6. Ushul I'tiqad Ahlus Sunnah oleh Al Lalika'i.
Sumber Majalah Salafy VI/Muharram/1417/1996

Share this

0 Comment to "Sikap Tengah Ahlus Sunnah"

Post a Comment